Dinamika
Komunikasi Organisasi
Gagasan komunikasi yang lebih tradisional terpusat
pada konsep “transmisi” dan “alat”. Dalam hal “transmisi” , Carey (1957)
mengingatkan kita bahwa definisi komunikasi menitibbberatkan gagasan
pengiriman, penyebaran, dan pemberian informasi kepada orang lain untuk tujuan
pengendalian. Gagasan yang dikemukakan oleh Pearce (1989) bahwa komiunikasi
merupakan suatu ” sarana” pikiran, suatu
alat yang digunakan juntuk melakukan sesuatu.
Komunikasi
sebagai suatu Mekanisme Kekuasaan
Komunikasi sebagai mekanisme kekuasaan dalam
organisasi yaitu bahwa komunikasi terdapat kekuasaan
memberi ganjaran dan kekuasaan yang
memaksa . Biasanya wewenang seperti ini yang digunakan para pimpinan di
dalam melakukan komunikasi dengan para anggotanya untuk memberikan perintah .Keberhasilan
dalam kekuasaan semacam ini.
Komunikasi sebagai Kekuasaan
bergantung pada komunikasi. Suatu ancaman tidak akan
efektif bila tidak dipandang sebagai ancaman. Seseorang dapat mengikuti hal
yang dibicarakan apabila orang tersebut dapat menunjukan sejauh mana seseorang
tersebut hadir dihadapan orang-orang lainny tersebut. Dalam konteks organisasi,
komunikasi digunakan untuk menentukan norma-norma, tujuan, dan perilaku
organisasi. Organisasi sebagai suatu sarana kekuasaan. Manusia memiliki suatu
kekuasaan, melaksanakannya melalui komunikasi, dan dengan demikian mencipatakan tindakan yang terorganisasi.
Persepsi dn penafsiran pribadi atas lingkungan
bergantung pada komunikasi. Dalam pengertian “objektif”, apa yang diketahui
manusia tentang dunia “nyata” datang kepada mereka melalui suatu penyaring
(filter). Suatu pandangan “subjektif” menyatakan bahwa komunikasi berbuat lebih
banyak dari sekedar menggambarkan dunia. Bosmajian (1983) mengembangkan tema
ini dalam penyelidikannya mengenai bahasa. Manusia memiliki kekuasaan bila
mereka dapat mendefinisikan diri mereka sendiri sesuai dengan keinginan mereka
dan orang-orang lain menerima serta mendukung definisi ini.
Berger dan Luckman (1966) menyatakan bahwa struktur sosial
bergerak dari inilah yang kami
lakukan sampai inilah cara yang
sebenarnya. Dalam pandangan kami, organisasi dikontruksi melalui
komunikasi, dan mereka yang dapat menentukan labelnya dan mempertahankan label
itu dapat menggunakan kekuasaan karena label itu sendiri mengarahkan tindakan.
Singkatnya, komunikasi adalah kekuasaan karena
kemampuannya untuk menentukan hasil-hasil : pengetahuan, keyakinan, dan
tindakan. Tompkins dan Cheney (1985) menyelidiki penggunaan kekuasaan secara
halus dengan menunjukan bahwa pengendalian dapat dijalankan bila
individu-individu turut bersekutu dalam premis-premis kebijakan atau sistem
kepercayaan yang tidak ternyatakan (unstated).
Seluk beluk dan dampak komunikasi sebagai kekuasaan
paling baik dilihat dari hasil penelitian Foulcault ( 1972, 1977, 1980 ), yang
berpendapat bahwa pengetahuan dihimpun dari khazanah wacana bersama dan
praktik-praktik diskursif tertentu.
Aturan memutuskan siapa yang di izinkan berbicara
dan menulis sesuai dengan otoritas dan jenis wacana apa yang harus dipenuhi
oleh konsep dan teori agar diterima sebagai pengetahuan.
“Bagi Focault (1980), kekuasaan adalah seperangkat
hubungan yang ditetapkan dan dilaksanakan melaui diskusi.
Hubungan-hubungan kekuasaan hadir di tingkat
perorangan/ perorangan; perorangan/ kelompok;kelompok/kelompok; dan perorangan/
organisasi dalam lingkungan organisasi.
Beberapa
Implikasi
Bahasa mengawali, mempertahankan dan mentranformasikan organisasi. Berger dan
luckmann untuk melupakan bahwa realitas sosial benar-benar merupakan suatu
kontruksi sosial yang harus diikuti alih-alih suatu objek yang hadir lebih dulu
yang harus diikuti.
Perhatian pada manusia sebagai pelaku menekankan
akal-sehat yang menciptakan realitas organisasi, sedangkan struktur
(determinisme) memandang reproduksi realitas melalui bentuk-bentuk struktural,
yang dengan sendirinya membentuk manusia sebagai pelaku.
Kekuasaan dalam organisasi dapat dipandang sebagai
kapasitas perorangan untuk membuat perbedaan dalam memproduksi dan mereproduksi
struktur (aturan-aturan, kebijakan, praktik-praktik, dn nilai-nilai). Bagian
yang melekat pada struktur adalah bahasa dan praktik-praktik diskursifnya yang
mencakup pidato/ ceramah, penulisan dan argumentasi.
Permulaan bahwa organisasi berkenaan dengan
pengendalian, yang berarti berhubungan kekuasaan yang menjadi sifat
pengendalian tersebut (kekuasaan inheren). Persoalannya meliputi bagaimana
organisasi mempertahankan stabilitas dan pada saat yang sama menjamin
kreativitas perorangan yang memungkinkan adanya perubahan dan penyesuaian.
Organisasi harus mampu“melihat “ alternatif.
Pertanyaan utama adalah : jenis kekuasaan dan jenis
komunikasi apa yang memudahkan hasil-hasil tersebut? Pernyataan Boulding (1989)
mengenai kekuasaan integratif terpusat pada mempersatukan orang-orang bersama
dan menumbuhkan legitimasi (hak kekuasaan). Kekuasaanlah yang membangkitkan
kesetiaan.
Pembagian kekuasaan merupakan sifat demokrasi. Ada
kepercayaan mendasar bahwa manusia mempunyai hak untuk mempertanyakan
kebijaksanaan dan prosedur yang berdampak pada kehidupan mereka. Dengan
banyaknya praktik demokrasi yang terkadang tidak sesuai dengan prinsip
demokrasi maka dengan cacatnya yang mungkin terjadi, kebanyakan orang mungkin
lebih suka bekerja dalam organisasi yang mencoba untuk mempraktikan beberapa
prosedur demokrasi yang baik. Penting dicatat bahwa bila kita menggunakan
istilah “pembagian kekuasaan” dan
“pemberian kekuasaan”, kita bertujuan pada cita-cita demokrasi. Ada peningkatan
pengakuan atas nilai-nilai manusia dan pentingnya kualitas kehidupan-kerja
dalam organisasi.