Kamis, 23 Mei 2013

komunikasi organisasi bab 10 wayne peace

Dinamika Komunikasi Organisasi
Gagasan komunikasi yang lebih tradisional terpusat pada konsep “transmisi” dan “alat”. Dalam hal “transmisi” , Carey (1957) mengingatkan kita bahwa definisi komunikasi menitibbberatkan gagasan pengiriman, penyebaran, dan pemberian informasi kepada orang lain untuk tujuan pengendalian. Gagasan yang dikemukakan oleh Pearce (1989) bahwa komiunikasi merupakan suatu  ” sarana” pikiran, suatu alat yang digunakan juntuk melakukan sesuatu.
Komunikasi sebagai suatu Mekanisme Kekuasaan
Komunikasi sebagai mekanisme kekuasaan dalam organisasi yaitu bahwa komunikasi terdapat kekuasaan memberi ganjaran dan kekuasaan  yang memaksa . Biasanya wewenang seperti ini yang digunakan para pimpinan di dalam melakukan komunikasi dengan para anggotanya untuk memberikan perintah .Keberhasilan dalam kekuasaan semacam ini.
 Komunikasi sebagai Kekuasaan
bergantung pada komunikasi. Suatu ancaman tidak akan efektif bila tidak dipandang sebagai ancaman. Seseorang dapat mengikuti hal yang dibicarakan apabila orang tersebut dapat menunjukan sejauh mana seseorang tersebut hadir dihadapan orang-orang lainny tersebut. Dalam konteks organisasi, komunikasi digunakan untuk menentukan norma-norma, tujuan, dan perilaku organisasi. Organisasi sebagai suatu sarana kekuasaan. Manusia memiliki suatu kekuasaan, melaksanakannya melalui komunikasi, dan dengan demikian  mencipatakan tindakan yang terorganisasi.
Persepsi dn penafsiran pribadi atas lingkungan bergantung pada komunikasi. Dalam pengertian “objektif”, apa yang diketahui manusia tentang dunia “nyata” datang kepada mereka melalui suatu penyaring (filter). Suatu pandangan “subjektif” menyatakan bahwa komunikasi berbuat lebih banyak dari sekedar menggambarkan dunia. Bosmajian (1983) mengembangkan tema ini dalam penyelidikannya mengenai bahasa. Manusia memiliki kekuasaan bila mereka dapat mendefinisikan diri mereka sendiri sesuai dengan keinginan mereka dan orang-orang lain menerima serta mendukung definisi ini.
Berger dan Luckman (1966) menyatakan bahwa struktur sosial bergerak dari inilah yang kami lakukan sampai inilah cara yang sebenarnya. Dalam pandangan kami, organisasi dikontruksi melalui komunikasi, dan mereka yang dapat menentukan labelnya dan mempertahankan label itu dapat menggunakan kekuasaan karena label itu sendiri mengarahkan tindakan.
Singkatnya, komunikasi adalah kekuasaan karena kemampuannya untuk menentukan hasil-hasil : pengetahuan, keyakinan, dan tindakan. Tompkins dan Cheney (1985) menyelidiki penggunaan kekuasaan secara halus dengan menunjukan bahwa pengendalian dapat dijalankan bila individu-individu turut bersekutu dalam premis-premis kebijakan atau sistem kepercayaan yang tidak ternyatakan (unstated).
Seluk beluk dan dampak komunikasi sebagai kekuasaan paling baik dilihat dari hasil penelitian Foulcault ( 1972, 1977, 1980 ), yang berpendapat bahwa pengetahuan dihimpun dari khazanah wacana bersama dan praktik-praktik diskursif tertentu.
Aturan memutuskan siapa yang di izinkan berbicara dan menulis sesuai dengan otoritas dan jenis wacana apa yang harus dipenuhi oleh konsep dan teori agar diterima sebagai pengetahuan.
“Bagi Focault (1980), kekuasaan adalah seperangkat hubungan yang ditetapkan dan dilaksanakan melaui diskusi.
Hubungan-hubungan kekuasaan hadir di tingkat perorangan/ perorangan; perorangan/ kelompok;kelompok/kelompok; dan perorangan/ organisasi dalam lingkungan organisasi.

Beberapa Implikasi

Bahasa mengawali, mempertahankan dan mentranformasikan organisasi. Berger dan luckmann untuk melupakan bahwa realitas sosial benar-benar merupakan suatu kontruksi sosial yang harus diikuti alih-alih suatu objek yang hadir lebih dulu yang harus diikuti.
Perhatian pada manusia sebagai pelaku menekankan akal-sehat yang menciptakan realitas organisasi, sedangkan struktur (determinisme) memandang reproduksi realitas melalui bentuk-bentuk struktural, yang dengan sendirinya membentuk manusia sebagai pelaku.
Kekuasaan dalam organisasi dapat dipandang sebagai kapasitas perorangan untuk membuat perbedaan dalam memproduksi dan mereproduksi struktur (aturan-aturan, kebijakan, praktik-praktik, dn nilai-nilai). Bagian yang melekat pada struktur adalah bahasa dan praktik-praktik diskursifnya yang mencakup pidato/ ceramah, penulisan dan argumentasi.
Permulaan bahwa organisasi berkenaan dengan pengendalian, yang berarti berhubungan kekuasaan yang menjadi sifat pengendalian tersebut (kekuasaan inheren). Persoalannya meliputi bagaimana organisasi mempertahankan stabilitas dan pada saat yang sama menjamin kreativitas perorangan yang memungkinkan adanya perubahan dan penyesuaian. Organisasi harus mampu“melihat “ alternatif.
Pertanyaan utama adalah : jenis kekuasaan dan jenis komunikasi apa yang memudahkan hasil-hasil tersebut? Pernyataan Boulding (1989) mengenai kekuasaan integratif terpusat pada mempersatukan orang-orang bersama dan menumbuhkan legitimasi (hak kekuasaan). Kekuasaanlah yang membangkitkan kesetiaan.
Pembagian kekuasaan merupakan sifat demokrasi. Ada kepercayaan mendasar bahwa manusia mempunyai hak untuk mempertanyakan kebijaksanaan dan prosedur yang berdampak pada kehidupan mereka. Dengan banyaknya praktik demokrasi yang terkadang tidak sesuai dengan prinsip demokrasi maka dengan cacatnya yang mungkin terjadi, kebanyakan orang mungkin lebih suka bekerja dalam organisasi yang mencoba untuk mempraktikan beberapa prosedur demokrasi yang baik. Penting dicatat bahwa bila kita menggunakan istilah  “pembagian kekuasaan” dan “pemberian kekuasaan”, kita bertujuan pada cita-cita demokrasi. Ada peningkatan pengakuan atas nilai-nilai manusia dan pentingnya kualitas kehidupan-kerja dalam organisasi.



0 komentar:

Posting Komentar