SISTEM
PENDIDIKAN KAPITALIS / COMERSIALISASI
Tidak
usah jauh jauh memandang negara Indonesia , negara kita sendiri yang sudah
terkenal dengan sistem pendidikannya yang selalu GAGAL !. pendidikan tersebut
juga diterapkan oleh Amerika yang menekankan bahwa pendidikan sebagai upaya
untuk memperoleh keuntungan, memperkaya diri tetapi tidak mengutamakan oleh
keinginan anak didik.
Pendidikan
semacam itu hanya akan merusak pribadi seorang anak didik, anak dituntut untuk
mengikuti pendidikan akademoik yang tidak sesuai dengan keinginan, anak selalu
dipaksa untuk mendapatkan pendidikan yang tidak sesuai dengan minatnya sendiri
akhirnya dampak negatifnya diraasakan bahwa banyaknya hasil lulusan anak didik
yang kurang berkualitas dibidangnya, kurang nyaman dengan pekerjaannya akhirnya
malas untuk bekerja.
Pendidikan
itu hendaknya perlu memikirkan keinginan, minat dan bakat seorang anak, peran
orang tua sangat dibutuhkan untuk kemajuan pribadi anak, orang tua jangan
memaksakan kehendaknya bahwa si anak jika lulus harus jadi ini, itu, yang
penghasilannya berjuta-juta, beratus-ratus dsb.
Pendidikan
yang baik itu tidak memprioritaskan kekayaan , tetapi bagaimana seorang anak
nantinya memperoleh kebahagian dan kesenangan dari hasil memperoleh
pendidikannya. Biarkan anak memilih pendidikan sesuai dengan bakat dan minatnya,, walaupun dirasa pendidikannya
dipandang dunia kurang modernisasi. Orang tua jangan mementingkan egonya
semata, tetapi memikirkan kebahagian anak. Jika si anak memperoleh pendidikan
yang sesuia dengan keinginannya maka si anak akan menjalani pendidikannya
denganpenuh semangat dan senang untuk menjalani pendidikannnya, imbasnya
pendidikan jyang telah di tempuh akan berkualitas karena dilakukan sesuia
dengan minatnya sendiri, bakatnya sendiri, bukan karena paksaan dari dunia
luar.
Anak itu
dilahirkan bukan seperti tabula rasa, tetapi anak anak melainkan kertas berwarna yang sudah tergambar oleh pola
diatasnya tidak bisa langsung asal corat-coret
saja, sering jadi tidak bermakna nantinya (via Thomas Adi Nugroho Chaidir).







0 komentar:
Posting Komentar